Mata Kuliah Dosen Pengampu
Ekonomi
Moneter SalmiaH, SPd,M.Pd.E
“UAS EKONOMI MONETER”
Oleh
HENINGSIH
11416203368
6D Pendidikan Ekonomi
PRODI
PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN IPS EKONOMI
KOSENTRASI MANAJEMEN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
Soal dan
Jawaban
1.
Apa Perbedaan Cost Push Inflation
Dengan Demand Pull Inflation? Jelaskan Dengan Gambar!
Inflasi tarikan permintaan
( demand pull inflation) Adalah inflasi yang disebabkan adanya
kenaikan permintaan. Inflasi dorongan ongkos produksi (cost push inflation)
Adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan ongkos produksi, maksudnya
adalah adanya kenaikan ongkos produksi, misalnya adanya kenaikan upah maka ada
kecenderungan produksi akan menurun dan diikuti oleh kenaikan harga.
Perbedaan:Kenaikan
harga dalam Demand Pull inflationdiikuti oleh naiknya jumlah produksi sedangkan
dalam Cost Push Inflationkenaikan harga diikuti oleh turunnya jumlah produksi.
Berikut kurva dari cost push Inflation dan
Demand Pull Inflation.
2. Apa implikasi dari kebijakan pemerintah
untuk menambah jumlah uang yang beredar menurut teori Irving Fisher?
Fisher
mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi.
Setiap perekonomian dalam setiap tahap pertumbuhannya mempunyai sistem
kelembagaan yang menentukan sifat dari proses transaksi. Besar kecilnya nilai
perputaran uang setiap periode tertentu (V) ditentukan oleh sifat dari proses
transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode tertentu. Sistem
kelembagaan ini mencakup faktor-faktor misalnya tingkat “monetisasi” sektor
ekonomi (masyarakat agraris tradisional memerlukan uang yang lebih kecil untuk
setiap volume transaksi daripada masyarakat industri), kebiasaan memberi kredit
perdagangan oleh supplier kepada pembelijuga bisa mengakibatkan
menurunnya kebutuhan akan uang dan jaringan perbankan memungkinkan dana bisa
dikirim antar daerah secara cepat dan mengakibatkan kebutuhan uang menurun.
Implikasi dari teori moneter dari Irving Fisher
adalah:
1) Permintaan akan uang dalam masyarakat merupakan suatu proporsi dari volume
transaksi, dan volume transaksi merupakan suatu proporsi konstan pula dari
tingkat pendapatan nasional. Jadi permintaan uang pada analisa terakhir
ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional saja, tidak dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti tingkat bunga.
2) Dari segi kebijaksanaan ekonomi makro, teori moneter ini mempunyai
implikasi yang penting, yaitu bahwa tingkat pendapatan nasional equilibrium
tidak bisa dipengaruhi oleh kebijaksanaan fiskal. Dalam kasus ini kebijaksanaan
moneterlah yang paling efektif untuk mengendalikan tingkat pendapatan nasional.
3.
Inflasi
dapat merusak Pilar-pilar perekonomian suatu negara, Mengapa?
Dalam
ilmu ekonomi, Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uang secara kontinu.
Dampak
dari infasi dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi hiperinflasi,
keadaan perekonomian menjadi kacau balau, dan perekonomian menjadi lesu, orang
menjadi tidak bersemangat bekerja, menabung, maupun mengadakan investasi dan
produksi. Karena harga meningkat sangat cepat, para penerima pendapatan tetap
akan menjadi kewalahan dalam mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa,
sehingga taraf hidup mereka menjadi semakin merosot dari waktu ke waktu.
Demikian
pula bagi para pengusaha yang bergerak dalam menghasilkan barang. Karena kenaikan
harga yang begitu cepat. Ini menyebabkan terjadinya spekulasi.
Tabungan pun akan menjadi semakin lenyap dan digantikan dengan hoarding yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang. Karena ini lebih menguntungkan ketika harga-harga pada naik.
Tabungan pun akan menjadi semakin lenyap dan digantikan dengan hoarding yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang. Karena ini lebih menguntungkan ketika harga-harga pada naik.
Sebagai
akibat keseluruhan, jumlah barang dan jasa menjadi semakin langka dalam
perekonomian, sehingga harga tidak menjadi semakin reda kenaikannya, tetapi
justru akan menjadi semakin cepat dan perekonomian menjadi semakin parah
keadaanya. Nilai uang merosot terus dan karena itu uang semakin tidak berharga
sehingga begitu diterima dibelanjakan lagi. Keadaan ini akan semakin
memperparah perekonomian.
Berdasarkan
penjabarn diatas,sangat jelas Inlfasi dapat merusak pilar-pilar suatu negara
dikarenakan Dampak inflasi terhadap perekonomian yang cukup
tinggi diantaranya ialah:
1. terhambatnya
pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi dan berkurangnya
minat menabung.
2. masyarakat
yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang, karena harga barang
mengalami kenaikan.
3. jika
terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi pengangguran,
karena pemerintah berusaha untuk menekan harga.
4. masyarakat
akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan uang.
5. nilai mata uang
turun, karena adanya kenaikan harga barang.
4. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh
bank sentral untuk mempengaruhi (mengendalikan) jumlah uang beredar.
a.
Sebutkan dan
jelaskan tujuan dari kebijakan moneter!
Kebijakan
moneter atau politik moneter adalah kebijakan yang meliputi langkah-langkah
pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral (Bank Indonesia) untuk
memengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah tingkat
bunga, dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Adapun tujuan dari kebijakan
moneter diantaranya ialah;
1. Menjaga stabilitas ekonomi
Stabilitas
ekonomi akan tercapai apabila keadaan perekonomian berjalan sesuai harapan,
terkendali dan berkesinambungan. Artinya pertumbuhan jumlah uang yang beredar seimbang
dengan pertumbuhan barang dan jasa yang tersedia
2. Menjaga stabilitas harga
Interaksi
jumlah uang yang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga.
Fluktuasi harga yang naik dan turun dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat. Apabila harga cenderung menunjukkan tren meningkat secara terus
menerus maka masyarakat akan membelanjakan semua uangnya sehingga mengakibatkan
terjadinya inflasi. Hal ini yang seharusnya dapat dihindari.
3.
Meningkatkan
kesempatan kerja
Jika
jumlah uang yang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka
perekonomian dikatakan stabil. Dalam keadaan ekonomi stabil akan menarik minat
investor untuk menanamkan modalnya yang memungkinkan adanya perluasan usaha
yang berimbas kepada terbukanya lapangan pekerjaan yang baru. Sehingga
kesempatan kerja bagi masyarakat akan meningkat.
4. Memperbaiki posisi neraca
perdagangan dan neraca pembayaran
Kebijakan
moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Apabila negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, harga barang
ekspor menjadi lebih murah, sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan
jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan
dan neraca pembayaran.
5. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran
Ekonomi
moneter mengatur arus jalannya jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga
secara otomatis membantu peredaran mata uang sebagai medium of exchange.
6. Mempengaruhi likuiditas
Kebijakan
moneter merupakan upaya mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi dengan tetap
mempertahankan stabilitas harga. Pengendalian moneter yang baik juga
mempengaruhi distribusi likuiditas terhadap pelaku-pelaku perekonomian,
sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar
7. Mempengaruhi sumber
pendapatan
Melalui
kebijakan ekonomi moneter, pemerintah dapat menaikkan rasio cadangan kas
minimum sehingga sumber pendapatan yang tidak optimal dapat
tertutupi. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat
terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal.
b.
Sebutkan
dan jelaskan instrumen Kebijakan Moneter yang dapat digunakan bank sentral
untuk mencapai tujuan tersebut!
Terdapat beberapa instrumen kebijakan moneter, yaitu
sebagai berikut (Pohan, 2008):
1. Cadangan wajib (reserve requirement)
Merupakan
ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah
alat-alat likuid (reserve) sebesar persentase tertentu dari kewajiban
lancarnya. Semakin kecil persentasenya, semakin besar kemampuan bank
memanfaatkan reserve-nya untuk memberikan pinjaman dalam jumlah yang lebih
besar kepada masyarakat. Begitu pula sebaliknya, semakin besar persentasenya,
semakin berkurang kemampuan bank untuk memberikan pinjaman. Oleh karena itu,
pinjaman perbankan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah uang
beredar.
2. Operasi Pasar Terbuka (OPT)
Operasi
pasar terbuka adalah kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank sentral.
OPT dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang, yang juga
akan mempengaruhi tingkat suku bunga.
3. Fasilitas Diskonto
Fasilitas
diskonto adalah kebijakan moneter bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang
beredar melalui penetapan diskonto pinjaman bank sentral kepada bank. Dengan
menetapkan tingkat diskonto yang tinggi diharapkan bank-bank akan mengurangi
permintaan kredit dan bank sentral, yang akan mengurangi jumlah uang beredar.
Begitu pula sebaliknya.
4. Foreign Exchange Intervention
Merupakan
kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar atau likuiditas di
pasar uang melalui jual beli valuta asing atau cadangan devisa.
5. Moral Suasion
Imbauan ini
bersifat tidak mengikat, tetapi sebagai lembaga yang kredibel imbauan bank
sentral yang memiliki dampak cukup efektif dalam kebijakan moneter.
c.
Diantara
berbagai instrumen kebijakan tersebut, manakah yang paling sering digunakan
oleh bank sentral dan manapula yang paling jarang digunakan bank setral?
Mengapa?
Insntrumen
yang sering digunakan diantaranya ialah instrumen langsung. Instrumen langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang dapat secara
langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral.
Pada umumnya bersifat non-market based
dan diskresinya ada di bank sentral. Keuntungannya bahwa ia dapat dipergunakan
sebagai alat yang efektif bagi bank sentral untuk mengendalikan harga atau
kuantitas kredit, terutama dalam tahap-tahap awal pembangunan atau dalam
keadaan krisis yang bersifat sementara. Biasanya dipergunakan oleh
negara-negara berkembang.
Jenis
instrumen langsung ada bermacam-macam, dengan berbagai variasi, antara lain:
1. Penetapan suku bunga
Berupa penetapan tingkat suku bunga baik untuk
pinjaman maupun simpanan di dalam sistem perbankan. Keefektifan instrumen
langsung ini terletak pada kredibilitas sistem penegakan dan pengawasannya.
2. Pagu kredit
Berupa penetapan jumlah atau kuantitas maksimum kredit
yang dapat disalurkan oleh perbankan. Berfungsi untuk mengendalikan jumlah uang
beredar dengan secara langsung mempengaruhi jumlah kredit domestik yang dapat
disalurkan oleh perbankan.
3. Rasio likuiditas
Digunakan bank sentral dengan mewajibkan bank-bank
lain untuk memlihara cadangan primer juga untuk setiap saat memelihara
surat-surat berharga tertentu atau mata uang tertentu dengan presentase
tertentu. Bertujuan untuk menggalang dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan
anggaran pemerintah melalui surat-surat utang pemerintah kepada perbankan,
sembari menciptakan pasarnya.
4. Kredit langsung
Berupa penyaluran kredit secara langsung kepada
sektor, program, proyek, dan/atau kegiatan tertentu yang sedang digalakkan
pemerintah namun belum cukup menarik bagi sektor swasta.
5. Kuota rediskonto
Mirip dengan kredit langsung namun dijamin dengan
surat berharga pasar uang melalui kuota untuk memberikan insentif pengembangan
sektor tertentu.
Dan instrumen yang jarang digunakan ialah Instrumen
Tidak Langsung Instrumen tidak langsung adalah instrumen pengendalian moneter
yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi sasaran operasional yang
diinginkan oleh bank sentral. Bisa bersifat market
based atau non-market based dan
diskresinya ada yang di bank sentral atau peserta pasar. Dirancang berdasarkan
kebutuhan sesuai dengan proses liberalisasi keuangan yang menitikberatkan pada
efisiensi alokasi tabungan dan kredit dalam perekonomian.
Instrumen
tidak langsung juga bermacam-macam dan bervariasi, antara lain:
1. Cadangan wajib
minimum.
2. Fasilitas diskonto
Fasilitas kredit (dan/atau simpanan) yang diberikan oleh
bank sentral kepada bank-bank dengan jaminan surat-surat berharga dan tingkat
diskonto yang ditetapkan oleh bank sentral sesuai arah kebijakan moneter.
3. Fasilitas rediskonto
Serupa dengan fasilitas diskonto dalam bentuk
fasilitas pinjaman jangka pendek (hanya berbeda pada surat berharga yang
digunakan bukan surat berharga bank sentral melainkan surat berharga pasar
uang) yang merupakan ketentuan bank sentral dalam menetapkan tingkat rediskonto
surat-surat berharga pasar uang (SBPU) yang dapat digunakan dan dirediskontokan
ke bank sentral.
4. Operasi Pasar Terbuka
(OPT)
Berbentuk kegiatan jual-beli surat-surat berharga oleh
bank sentral, baik di pasar primer maupun pasar sekunder melalui mekanisme
lelang atau nonlelang. Apabila bank sentral akan mengurangi jumlah uang
beredar, bank sentral akan menjual surat-surat berharga yang akan berdampak
pada pengurangan alat-alat likuid bank-bank dan selanjutnya akan memperkecil
kemampuan bank-bank memberikan pinjaman.
5. Fasilitas simpanan
bank sentral
Berbentuk simpanan bank-bank di bank sentral yang
berjangka sangat pendek. Fasilitas ini digunakan oleh bank-bank apabila mereka
mengalami kelebihan likuiditas pada akhir hari namun tidak dapat menempatkan
dana kelebihannya itu di tempat lain.
6. Operasi valuta asing
Bank sentral melakukan jual beli valuta asing di pasar
valuta asing untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan nilai tukar. Jual beli
valuta asing ini dapat dilakukan secara spot
(outright) atau swap. Jual beli secara spot bermanfaat ketika pasar valuta asing di
negara tersebut lebih berkembang daripada pasar uangnya.
7. Fasilitas overdraft
Berupa fasilitas pemberian pinjaman yang berjangka
sangat pendek kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka
sangat pendek (kalah kliring). Oleh karena itu, fasilitas ini pada umumnya
memiliki suku bunga di atas suku bunga sumber-sumber dana lainnya di pasar
uang.
8. Simpanan sektor
pemerintah
Berupa realokasi simpanan pemerintah yang berada di
bank sentral dan bank-bank pelaksana/umum.
9. Lelang kredit
Instrumen sementara yang dipergunakan dalam masa awal
transisi kepenggunaan instrumen tidak langsung untuk mengubah dari pemberian
kredit langsung ke alokasi pasar. Oleh karena itu, instrumen ini biasanya hanya
digunakan ketika pasar-pasar keuangan belum berkembang dan suku bunga patokan
antar bank belum ada.
10. Imbauan
Imbauan akan menjadi efektif apabila bank sentralnya
kredibel dan tidak sering digunakan.
11. Instrumen lain
Surat berharga yang dijual oleh bank sentral pada
umumnya berdasarkan suku bunga namun dengan berkembangnya perbankan syariah,
bank sentral juga dapat menjual surat berharga yang berdasarkan syariah.
5.
Krisis
ekonomi adalah istilah yang digunakan pada bidang ekonomi dan mengacu pada perubahan
drastis pada perekonomian. Perubahan ekonomi yang terjadi secara cepat tersebut
mengarah kepada turunya nilai tukar mata uang dan harga kebutuhan pokok yang
semangkin tinggi.krisis ekonomi dapat melanda suatu negara apabila perubahan
perekonomian sudah tidak dapat dibendung lagi. Krisis ekonomi pertama melanda
Eropa sebelum perang dunia pertama yang sering disebut era Great Depression, selanjutnya krisis ekonomi terjadi pada era
booming minyak periode tahun 1970. Kerisis ekonomi tiga terjadi pada tahun 1997
yang melanda sebagian besar wilayah Asia serta yang terakhir terjadi di Amerika
Serikat pada tahun 2008.
A.
Jelaskan secara singkat kronologis terjadinya khusus krisis moneter di
Indonesia pada tahun 1997-1998!
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak awal
Juli 1997, di akhir tahun itu telah berubah menjadi krisis ekonomi. Melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, menyebabkan harga-harga naik drastis.
Banyak perusahaan-perusahaan dan pabrik-pabrik yang melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. Jumlah pengangguran meningkat
dan bahan-bahan sembako semakin langka.Krisis ini tetap terjadi, meskipun
fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang cukup kuat dan
disanjung-sanjung oleh Bank Dunia. Yang dimaksud fundamental ekonomi yang kuat
adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali, cadangan
devisa masih cukup besar dan realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan
sedikit surplus.Menanggapi perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS yang mulai merosot sejak bulan Mei 1997, pada bulan Juli 1997 BI melakukan
empat kali intervensi dengan memperlebar rentang intervensi. Namun pengaruhnya
tidak banyak.
Nilai rupiah dalam dolar AS terus
tertekan. Tanggal 13 Agustus 1997 rupiah mencapai nilai terendah hingga saat
itu, yakni dari Rp2.655,00 menjadi Rp2.682,00 per dollar AS. BI akhirnya
menghapuskan rentang intervensi dan pada akhirnya rupiah turun ke
Rp2.755,00 per dollar AS. Tetapi terkadang nilai rupiah juga mengalami penguatan
beberapa poin. Misalnya, pada bulan Maret 1988 nilai rupiah mencapai
Rp10.550,00 untuk satu dollar AS, walaupun sebelumnya, antara bulan Januari dan
Februari sempat menembus Rp11.000,00 rupiah per dollar AS. Selama periode
Agustus 1997-1998, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terendah terjadi pada
bulan Juli 1998, yakni mencapai nilai antara Rp14.000,00 dan Rp15.000,00 per
dollar AS. Sedangkan dari bulan September 1998 hingga Mei 1999, perkembangan
kurs rupiah terhadap dolar AS berada pada nilai antara Rp8.000,00 dan
Rp11.000,00 per dollar AS. Selama periode 1 Januari 1998 hingga 5 Agustus
1998, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah yang paling
tinggi dibandingkan dengan mata uang-mata uang Negara-negara Asia lainnya yang
juga mengalami depresiasi terhadap dolar AS selama periode tersebut.
Sebagai
konsekuensinya, BI pada tanggal 14 Agustus 1997 terpaksa membebaskan nilai
tukar rupiah terhadap valuta asing. Dengan demikian, BI tidak melakukan
intervensi lagi di pasar valuta asing, sehingga nilai tukar ditentukan oleh
kekuatan pasar.Meskipun krisis rupiah dimulai pada Juli dan Agustus, krisis ini
menguat pada November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul pada
neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam dalam dollar harus menghadapi biaya
yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah, dan banyak yang
bereaksi dengan membeli dolar, yaitu: menjual rupiah, menurunkan harga rupiah
lebih jauh lagi.
Inflasi rupiah dan peningkatan besar
harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada Februari 1998,
Presiden Soeharto memecat Gubernur Bank Indonesia, tapi ini tidak cukup.
Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden. mulai dari sini
krisis moneter indonesia memuncak.
b.
Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
Inflasi?
Menurut Mc.Eachern (2000 :
293) cara mengatur inflasi yaitu dengan menggunakan kebijakan fiskal,moneter
atau kebijakan yang menyangkut kenaikan produksi.
a. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank
Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu : (1)
Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open
Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral
dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat
berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli
surat-surat berharga ; (2) Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang ditetapkan
Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum; (3) Penetapan Rasio
Cadangan Wajib Minimum (Reserve
Requirement) yaitu proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank
umum atas simpanan masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah
uang menjadi lebih kecil.
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan
tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat
mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga.
Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang
berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat
mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
c. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini
dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor
cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung
menurunkan harga.
d. Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga
tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks
harga naik,gaji atu upah juga dinaikkan.
6.
Mata Uang
(curency) sebuah negara pada dasarnya berlaku karena adanya kesepakatan
diantara negara yang bersangkutan untuk memperlakukan mata uang tersebut
sebagai alat pembayaran yang sah.
a.
Sebagai alat pembayaran yang sah terdapat
berbagai fungsi mata uang, sebutkan dan jelaskn!
Diantara fungsi-fungsi asli uang
ialah
1.
Uang sebagai
satuan nilai
Fungsi
uang yang pertama dikenal dengan berbagai sebutan, salah satunya yang paling
umum adalah satuan nilai (unit of value), standar nilai (standard of value),
satuan hitung (unit of account), nilai ukur umum (common measure of value) dan
nilai denominasi umum (common denominator of value)Semua istilah-istilah ini
mewakili satu gagasan yang umum : Satuan moneter berfungsi sebagai satuan
terhadap mana nilai dari barang dan jasa diukur dan dinyatakan.
2.
Uang sebagai
alat tukar
Adalah
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang dapat
berfungsi dengan baik diperlukan kepercayaan masyarakat. Masyarakat harus
bersedia dan rela menerimanya.Berbagai istilah telah diberikan untuk fungsi
uang yang kedua ini: alat tukar (medium of exchange), perantara pembayaran
(medium of payment), alat sirkulasi (sirculating medium), dan alat pembayaran
(means of payment).Satu-satunya syarat yang diperlukan untuk obyek yang akan
digunakan sebagai uang adalah bahwa orang umumnya bersedia menerimanya dalam
pertukaran barang dan jasa.
3.
Uang sebagai
gudang nilai (store of value)
Fungsi
ketiga dari uang, yang sebagian besar yang berasal dari fungsi alat tukar,
ialah bahwa uang itu berfungsi sebagai gudang nilai. Yang dimaksud dengan
fungsi ini pada dasarnya adalah bahwa uang itu berfungsi sebagai alat tukar,
baik sepanjang waktu maupun sewaktu-waktu.
4.
Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Setelah
uang digunakan sebagai satuan nilai dan diterima secara umum sebagai alat
pembayaran, dengan cepat uang itu digunakan secara luas sebagai alat penimbun
kekayaan.Semua orang dan preusan bisnis bebas memilih dalam bentuk apa, mereka
akan menimbun kekayaan mereka, menetukan berapa yang akan mereka pegang dalam
bentuk uang dalam berbagai bentuk non moneter dan merubahnya dari waktu ke
waktu untuk mencapaiproporsi yang menurut mereka paling menguntungkan
berdasarkan penghasilan, keamanan dan likuiditas.
5.
Uang sebagai
unit perhitungan
Untuk
menentukan harga sejenis barang diperlukan satuan hitung, juga dengan adanya
satuan hitung, kita dapat mengadakan perbandingan harga satu barang dengan
barang lain.
6.
Sebagai alat
pembayaran yang sah
Tidak semua orang dapat menciptakan uang
terutama uang kartal, karena uang hanya dikeluarkan oleh lembaga tertentu, di
Indonesia dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral.
7.
Alat penyimpan
kekayaan dan pemindah kekayaan.
Dengan uang, kekayaan berupa tanah, gedung,
dapat dipindah pemilikannya dengan menggunakan uang.
8.
Alat pendorong kegiatan ekonomi.
Apabila
nilai uang stabil, orang senang menggunakan uang itu dalam kegiatan ekonomi,
selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat, uang dalam peredaran harus
ditambah sesuai dengan kebutuhan.
9.
Standar pencicilan utang.
Uang
dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran dikemudian hari,
pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang.
b. Mata uang Euro berlaku diantara
negara anggota ekonomi Eropa , mengapa?
Karena
Euro adalah mata uang dari 330 juta orang yang tinggal di 17 negara kawasan
Euro. Hal ini juga digunakan, baik secara formal sebagai legal tender atau
untuk tujuan praktis, oleh negara-negara lain seperti tetangga dekat dan mantan
koloni. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa Euro telah dengan cepat
menjadi mata uang internasional yang paling penting kedua setelah dolar.
selain
itu Euro adalah mata uang kedua yang paling aktif diperdagangkan di pasar
valuta asing, yakni sekitar 40% dari transaksi harian. Euro secara luas
digunakan untuk faktur dan alat pembayaran dalam perdagangan internasional,
tidak hanya antara daerah Euro dan negara-negara ketiga, tetapi juga, pada
tingkat lebih rendah, antara negara-negara ketiga.
Dan
bagimana pula mata uang Dollar Amerika berlaku secara Internasioanl?
Dimulai
dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa
hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai
mata uang. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika
Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman
yang diberikan oleh Amerika. Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar
Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini.
Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya
Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas. Secara praktis, ini berarti
Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian
dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara
membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar
diperlukan agar mata uang negara yanbersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar
atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang
internasional.
Apa
bedanya dasar berlakunya mata uang Euro dikawasan negara anggota Ekonomi dengan
mata uang Dollar Amerika yang berlaku secara global.!
Kekuatan
Dollar telah mempengaruhi terjadinya ketidakstabilan terhadap sistem moneter
internasional. Dengan besarnya ketergantungan masyarakat internasional dan
Eropa terhadap mata uang Amerika Serikat itu, maka kebijakan pemerintah Amerika
Serikat di tahun 1976 dalam menetapkan sistem kurs mengambang telah memberikan
resiko fluktuasi kepada nilai tukar dari dolar.
selain
itu Tak dapat
disangkal saat ini dollar AS menjadi mata uang yang paling banyak dipakai di
penjuru bumi. Dollar tidak hanya dipakai dalam perdagangan internasional, tapi
juga menjadi mata uang yang paling banyak disimpan secara resmi sebagai
cadangan devisa oleh banyak negara. Kenapa kebanyakan Negara berlomba-lomba
menyimpan dollar, bukan euro, poundsterling, yen. Boleh jadi alasan tersebut
karena dollar menjadi satu-satunya alat pembayaran untuk komoditi minyak (minyak
merupakan sumber energi bagi negara manapun).
Alasan
rasional lain karena peran Amerika sebagai mesin ekonomi dunia. Ketika kemudian
dalam perdagangan dunia, impor AS melebihi ekspornya (diperkirakan 75% total
impor dunia diserap oleh Amerika sendiri), tak pelak dollar membanjiri pasar
dunia. Para eksportir dari belahan dunia menerima pembayaran impor dari mitra
dagangnya dalam bentukdollar. Kemudian mereka menukarkan sebagian dollar
tersebut ke dalam mata unag domestik ke bank sentral.