Sabtu, 10 Juni 2017

EKONOMI MONETER





Mata Kuliah                                                                                      Dosen Pengampu
Ekonomi Moneter                                                                               SalmiaH, SPd,M.Pd.E


“UAS EKONOMI MONETER”
 

Oleh
HENINGSIH
11416203368
                                       6D Pendidikan Ekonomi   

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN IPS EKONOMI
KOSENTRASI MANAJEMEN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2017


Soal dan Jawaban

1.      Apa Perbedaan Cost Push Inflation Dengan Demand Pull Inflation? Jelaskan Dengan Gambar!
Inflasi tarikan permintaan ( demand pull inflation) Adalah inflasi yang disebabkan adanya kenaikan permintaan. Inflasi dorongan ongkos produksi (cost push inflation) Adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan ongkos produksi, maksudnya adalah adanya kenaikan ongkos produksi, misalnya adanya kenaikan upah maka ada kecenderungan produksi akan menurun dan diikuti oleh kenaikan harga.
Perbedaan:Kenaikan harga dalam Demand Pull inflationdiikuti oleh naiknya jumlah produksi sedangkan dalam Cost Push Inflationkenaikan harga diikuti oleh turunnya jumlah produksi.
Berikut kurva dari cost push Inflation dan Demand Pull Inflation.
        

2.      Apa implikasi dari kebijakan pemerintah untuk menambah jumlah uang yang beredar menurut teori Irving Fisher?    
            Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Setiap perekonomian dalam setiap tahap pertumbuhannya mempunyai sistem kelembagaan yang menentukan sifat dari proses transaksi. Besar kecilnya nilai perputaran uang setiap periode tertentu (V) ditentukan oleh sifat dari proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode tertentu. Sistem kelembagaan ini mencakup faktor-faktor misalnya tingkat “monetisasi” sektor ekonomi (masyarakat agraris tradisional memerlukan uang yang lebih kecil untuk setiap volume transaksi daripada masyarakat industri), kebiasaan memberi kredit perdagangan oleh supplier kepada pembelijuga bisa mengakibatkan menurunnya kebutuhan akan uang dan jaringan perbankan memungkinkan dana bisa dikirim antar daerah secara cepat dan mengakibatkan kebutuhan uang menurun.
Implikasi dari teori moneter dari Irving Fisher adalah:
1)      Permintaan akan uang dalam masyarakat merupakan suatu proporsi dari volume transaksi, dan volume transaksi merupakan suatu proporsi konstan pula dari tingkat pendapatan nasional. Jadi permintaan uang pada analisa terakhir ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional saja, tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat bunga.
2)      Dari segi kebijaksanaan ekonomi makro, teori moneter ini mempunyai implikasi yang penting, yaitu bahwa tingkat pendapatan nasional equilibrium tidak bisa dipengaruhi oleh kebijaksanaan fiskal. Dalam kasus ini kebijaksanaan moneterlah yang paling efektif untuk mengendalikan tingkat pendapatan nasional.

3.              Inflasi dapat merusak Pilar-pilar perekonomian suatu negara, Mengapa?
Dalam ilmu ekonomi, Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Dampak dari infasi dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi hiperinflasi, keadaan perekonomian menjadi kacau balau, dan perekonomian menjadi lesu, orang menjadi tidak bersemangat bekerja, menabung, maupun mengadakan investasi dan produksi. Karena harga meningkat sangat cepat, para penerima pendapatan tetap akan menjadi kewalahan dalam mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa, sehingga taraf hidup mereka menjadi semakin merosot dari waktu ke waktu.
Demikian pula bagi para pengusaha yang bergerak dalam menghasilkan barang. Karena kenaikan harga yang begitu cepat. Ini menyebabkan terjadinya spekulasi.
Tabungan pun akan menjadi semakin lenyap dan digantikan dengan hoarding yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang. Karena ini lebih menguntungkan ketika harga-harga pada naik.
Sebagai akibat keseluruhan, jumlah barang dan jasa menjadi semakin langka dalam perekonomian, sehingga harga tidak menjadi semakin reda kenaikannya, tetapi justru akan menjadi semakin cepat dan perekonomian menjadi semakin parah keadaanya. Nilai uang merosot terus dan karena itu uang semakin tidak berharga sehingga begitu diterima dibelanjakan lagi. Keadaan ini akan semakin memperparah perekonomian.
Berdasarkan penjabarn diatas,sangat jelas Inlfasi dapat merusak pilar-pilar suatu negara dikarenakan Dampak inflasi terhadap perekonomian yang cukup tinggi diantaranya ialah:
1.      terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi dan berkurangnya minat menabung.
2.      masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang, karena harga barang mengalami kenaikan.
3.      jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi pengangguran, karena pemerintah berusaha untuk menekan harga.
4.      masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan uang.
5.      nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.

4.      Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mempengaruhi (mengendalikan) jumlah uang beredar.
a.    Sebutkan dan jelaskan tujuan dari kebijakan moneter!
Kebijakan moneter atau politik moneter adalah kebijakan yang meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral (Bank Indonesia) untuk memengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah tingkat bunga, dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Adapun tujuan dari kebijakan moneter diantaranya ialah;
1.      Menjaga stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi akan tercapai apabila keadaan perekonomian berjalan sesuai harapan, terkendali dan berkesinambungan. Artinya pertumbuhan jumlah uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan barang dan jasa yang tersedia
2.       Menjaga stabilitas harga
Interaksi jumlah uang yang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Fluktuasi harga yang naik dan turun dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila harga cenderung menunjukkan tren meningkat secara terus menerus maka masyarakat akan membelanjakan semua uangnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi. Hal ini yang seharusnya dapat dihindari.
3.       Meningkatkan kesempatan kerja
Jika jumlah uang yang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian dikatakan stabil. Dalam keadaan ekonomi stabil akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya yang memungkinkan adanya perluasan usaha yang berimbas kepada terbukanya lapangan pekerjaan yang baru. Sehingga kesempatan kerja bagi masyarakat akan meningkat.
4.      Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Apabila negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, harga barang ekspor menjadi lebih murah, sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
5.       Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran
Ekonomi moneter mengatur arus jalannya jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga secara otomatis membantu peredaran mata uang sebagai medium of exchange.
6.      Mempengaruhi likuiditas
Kebijakan moneter merupakan upaya mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi dengan tetap mempertahankan stabilitas harga. Pengendalian moneter yang baik juga mempengaruhi distribusi likuiditas terhadap pelaku-pelaku perekonomian, sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar
7.      Mempengaruhi sumber pendapatan
Melalui kebijakan ekonomi moneter, pemerintah dapat menaikkan rasio cadangan kas minimum sehingga sumber pendapatan yang tidak optimal dapat tertutupi. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal.
b.        Sebutkan dan jelaskan instrumen Kebijakan Moneter yang dapat digunakan bank sentral untuk mencapai tujuan tersebut!
Terdapat beberapa instrumen kebijakan moneter, yaitu sebagai berikut (Pohan, 2008):
1. Cadangan wajib (reserve requirement) 
Merupakan ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah alat-alat likuid (reserve) sebesar persentase tertentu dari kewajiban lancarnya. Semakin kecil persentasenya, semakin besar kemampuan bank memanfaatkan reserve-nya untuk memberikan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar kepada masyarakat. Begitu pula sebaliknya, semakin besar persentasenya, semakin berkurang kemampuan bank untuk memberikan pinjaman. Oleh karena itu, pinjaman perbankan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar.
2. Operasi Pasar Terbuka (OPT) 
Operasi pasar terbuka adalah kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank sentral. OPT dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang, yang juga akan mempengaruhi tingkat suku bunga.
3. Fasilitas Diskonto 
Fasilitas diskonto adalah kebijakan moneter bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar melalui penetapan diskonto pinjaman bank sentral kepada bank. Dengan menetapkan tingkat diskonto yang tinggi diharapkan bank-bank akan mengurangi permintaan kredit dan bank sentral, yang akan mengurangi jumlah uang beredar. Begitu pula sebaliknya.
4. Foreign Exchange Intervention 
Merupakan kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar atau likuiditas di pasar uang melalui jual beli valuta asing atau cadangan devisa.
5. Moral Suasion 
Imbauan ini bersifat tidak mengikat, tetapi sebagai lembaga yang kredibel imbauan bank sentral yang memiliki dampak cukup efektif dalam kebijakan moneter.
c.              Diantara berbagai instrumen kebijakan tersebut, manakah yang paling sering digunakan oleh bank sentral dan manapula yang paling jarang digunakan bank setral? Mengapa?
Insntrumen yang sering digunakan diantaranya ialah instrumen langsung. Instrumen langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang dapat secara langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Pada umumnya bersifat non-market based dan diskresinya ada di bank sentral. Keuntungannya bahwa ia dapat dipergunakan sebagai alat yang efektif bagi bank sentral untuk mengendalikan harga atau kuantitas kredit, terutama dalam tahap-tahap awal pembangunan atau dalam keadaan krisis yang bersifat sementara. Biasanya dipergunakan oleh negara-negara berkembang. Jenis instrumen langsung ada bermacam-macam, dengan berbagai variasi, antara lain:
1.      Penetapan suku bunga
Berupa penetapan tingkat suku bunga baik untuk pinjaman maupun simpanan di dalam sistem perbankan. Keefektifan instrumen langsung ini terletak pada kredibilitas sistem penegakan dan pengawasannya.
2.      Pagu kredit
Berupa penetapan jumlah atau kuantitas maksimum kredit yang dapat disalurkan oleh perbankan. Berfungsi untuk mengendalikan jumlah uang beredar dengan secara langsung mempengaruhi jumlah kredit domestik yang dapat disalurkan oleh perbankan.
3.      Rasio likuiditas
Digunakan bank sentral dengan mewajibkan bank-bank lain untuk memlihara cadangan primer juga untuk setiap saat memelihara surat-surat berharga tertentu atau mata uang tertentu dengan presentase tertentu. Bertujuan untuk menggalang dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan anggaran pemerintah melalui surat-surat utang pemerintah kepada perbankan, sembari menciptakan pasarnya.
4.      Kredit langsung
Berupa penyaluran kredit secara langsung kepada sektor, program, proyek, dan/atau kegiatan tertentu yang sedang digalakkan pemerintah namun belum cukup menarik bagi sektor swasta.
5.      Kuota rediskonto
Mirip dengan kredit langsung namun dijamin dengan surat berharga pasar uang melalui kuota untuk memberikan insentif pengembangan sektor tertentu.
Dan instrumen yang jarang digunakan ialah Instrumen Tidak Langsung Instrumen tidak langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Bisa bersifat market based atau non-market based dan diskresinya ada yang di bank sentral atau peserta pasar. Dirancang berdasarkan kebutuhan sesuai dengan proses liberalisasi keuangan yang menitikberatkan pada efisiensi alokasi tabungan dan kredit dalam perekonomian.
Instrumen tidak langsung juga bermacam-macam dan bervariasi, antara lain:
1.      Cadangan wajib minimum.
2.      Fasilitas diskonto
Fasilitas kredit (dan/atau simpanan) yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank dengan jaminan surat-surat berharga dan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh bank sentral sesuai arah kebijakan moneter.
3.      Fasilitas rediskonto
Serupa dengan fasilitas diskonto dalam bentuk fasilitas pinjaman jangka pendek (hanya berbeda pada surat berharga yang digunakan bukan surat berharga bank sentral melainkan surat berharga pasar uang) yang merupakan ketentuan bank sentral dalam menetapkan tingkat rediskonto surat-surat berharga pasar uang (SBPU) yang dapat digunakan dan dirediskontokan ke bank sentral.
4.      Operasi Pasar Terbuka (OPT)
Berbentuk kegiatan jual-beli surat-surat berharga oleh bank sentral, baik di pasar primer maupun pasar sekunder melalui mekanisme lelang atau nonlelang. Apabila bank sentral akan mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat-surat berharga yang akan berdampak pada pengurangan alat-alat likuid bank-bank dan selanjutnya akan memperkecil kemampuan bank-bank memberikan pinjaman.
5.      Fasilitas simpanan bank sentral
Berbentuk simpanan bank-bank di bank sentral yang berjangka sangat pendek. Fasilitas ini digunakan oleh bank-bank apabila mereka mengalami kelebihan likuiditas pada akhir hari namun tidak dapat menempatkan dana kelebihannya itu di tempat lain.
6.      Operasi valuta asing
Bank sentral melakukan jual beli valuta asing di pasar valuta asing untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan nilai tukar. Jual beli valuta asing ini dapat dilakukan secara spot (outright) atau swap. Jual beli secara spot bermanfaat ketika pasar valuta asing di negara tersebut lebih berkembang daripada pasar uangnya.
7.      Fasilitas overdraft
Berupa fasilitas pemberian pinjaman yang berjangka sangat pendek kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka sangat pendek (kalah kliring). Oleh karena itu, fasilitas ini pada umumnya memiliki suku bunga di atas suku bunga sumber-sumber dana lainnya di pasar uang.
8.      Simpanan sektor pemerintah
Berupa realokasi simpanan pemerintah yang berada di bank sentral dan bank-bank pelaksana/umum.
9.      Lelang kredit
Instrumen sementara yang dipergunakan dalam masa awal transisi kepenggunaan instrumen tidak langsung untuk mengubah dari pemberian kredit langsung ke alokasi pasar. Oleh karena itu, instrumen ini biasanya hanya digunakan ketika pasar-pasar keuangan belum berkembang dan suku bunga patokan antar bank belum ada.
10.  Imbauan
Imbauan akan menjadi efektif apabila bank sentralnya kredibel dan tidak sering digunakan.
11.  Instrumen lain
Surat berharga yang dijual oleh bank sentral pada umumnya berdasarkan suku bunga namun dengan berkembangnya perbankan syariah, bank sentral juga dapat menjual surat berharga yang berdasarkan syariah.

5.    Krisis ekonomi adalah istilah yang digunakan pada bidang ekonomi dan mengacu pada perubahan drastis pada perekonomian. Perubahan ekonomi yang terjadi secara cepat tersebut mengarah kepada turunya nilai tukar mata uang dan harga kebutuhan pokok yang semangkin tinggi.krisis ekonomi dapat melanda suatu negara apabila perubahan perekonomian sudah tidak dapat dibendung lagi. Krisis ekonomi pertama melanda Eropa sebelum perang dunia pertama yang sering disebut era Great Depression, selanjutnya krisis ekonomi terjadi pada era booming minyak periode tahun 1970. Kerisis ekonomi tiga terjadi pada tahun 1997 yang melanda sebagian besar wilayah Asia serta yang terakhir terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008.

A. Jelaskan secara singkat kronologis terjadinya khusus krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997-1998!
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak awal Juli 1997, di akhir tahun itu telah berubah menjadi krisis ekonomi. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, menyebabkan harga-harga naik drastis. Banyak perusahaan-perusahaan dan pabrik-pabrik yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara  besar-besaran. Jumlah pengangguran meningkat dan bahan-bahan sembako semakin langka.Krisis ini tetap terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia. Yang dimaksud fundamental ekonomi yang kuat adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali, cadangan devisa masih cukup besar dan realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan sedikit surplus.Menanggapi perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mulai merosot sejak bulan Mei 1997, pada bulan Juli 1997 BI melakukan empat kali intervensi dengan memperlebar rentang intervensi. Namun pengaruhnya tidak  banyak.
Nilai rupiah dalam dolar AS terus tertekan. Tanggal 13 Agustus 1997 rupiah mencapai nilai terendah hingga saat itu, yakni dari Rp2.655,00 menjadi Rp2.682,00 per dollar AS. BI akhirnya menghapuskan rentang intervensi dan  pada akhirnya rupiah turun ke Rp2.755,00 per dollar AS. Tetapi terkadang nilai rupiah juga mengalami penguatan beberapa poin. Misalnya, pada bulan Maret 1988 nilai rupiah mencapai Rp10.550,00 untuk satu dollar AS, walaupun sebelumnya, antara bulan Januari dan Februari sempat menembus Rp11.000,00 rupiah per dollar AS. Selama periode Agustus 1997-1998, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terendah terjadi pada bulan Juli 1998, yakni mencapai nilai antara Rp14.000,00 dan Rp15.000,00 per dollar AS. Sedangkan dari bulan September 1998 hingga Mei 1999, perkembangan kurs rupiah terhadap dolar AS  berada pada nilai antara Rp8.000,00 dan Rp11.000,00 per dollar AS. Selama  periode 1 Januari 1998 hingga 5 Agustus 1998, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan mata uang-mata uang Negara-negara Asia lainnya yang juga mengalami depresiasi terhadap dolar AS selama periode tersebut.
Sebagai konsekuensinya, BI pada tanggal 14 Agustus 1997 terpaksa membebaskan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing. Dengan demikian, BI tidak melakukan intervensi lagi di pasar valuta asing, sehingga nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar.Meskipun krisis rupiah dimulai pada Juli dan Agustus, krisis ini menguat pada November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul pada neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam dalam dollar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah, dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar, yaitu: menjual rupiah, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.
Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada Februari 1998, Presiden Soeharto memecat Gubernur Bank Indonesia, tapi ini tidak cukup. Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden. mulai dari sini krisis moneter indonesia memuncak.

b. Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Inflasi?
Menurut Mc.Eachern (2000 : 293) cara mengatur inflasi yaitu dengan menggunakan kebijakan fiskal,moneter atau kebijakan yang menyangkut kenaikan produksi.
      a.   Kebijakan Moneter
            Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu : (1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ; (2) Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum; (3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu proporsi cadangan minimum yang harus dipegang  Bank umum atas simpanan masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
      b.   Kebijakan Fiskal
            Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
      c.   Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
            Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.
  d.   Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
            Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga dinaikkan.

6.             Mata Uang (curency) sebuah negara pada dasarnya berlaku karena adanya kesepakatan diantara negara yang bersangkutan untuk memperlakukan mata uang tersebut sebagai alat pembayaran yang sah.
a.          Sebagai alat pembayaran yang sah terdapat berbagai fungsi mata uang, sebutkan dan jelaskn!
Diantara fungsi-fungsi asli uang ialah
1.       Uang sebagai satuan nilai
   Fungsi uang yang pertama dikenal dengan berbagai sebutan, salah satunya yang paling umum adalah satuan nilai (unit of value), standar nilai (standard of value), satuan hitung (unit of account), nilai ukur umum (common measure of value) dan nilai denominasi umum (common denominator of value)Semua istilah-istilah ini mewakili satu gagasan yang umum : Satuan moneter berfungsi sebagai satuan terhadap mana nilai dari barang dan jasa diukur dan dinyatakan.
2.       Uang sebagai alat tukar
   Adalah Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang dapat berfungsi dengan baik diperlukan kepercayaan masyarakat. Masyarakat harus bersedia dan rela menerimanya.Berbagai istilah telah diberikan untuk fungsi uang yang kedua ini: alat tukar (medium of exchange), perantara pembayaran (medium of payment), alat sirkulasi (sirculating medium), dan alat pembayaran (means of payment).Satu-satunya syarat yang diperlukan untuk obyek yang akan digunakan sebagai uang adalah bahwa orang umumnya bersedia menerimanya dalam pertukaran barang dan jasa.
3.       Uang sebagai gudang nilai (store of value)
   Fungsi ketiga dari uang, yang sebagian besar yang berasal dari fungsi alat tukar, ialah bahwa uang itu berfungsi sebagai gudang nilai. Yang dimaksud dengan fungsi ini pada dasarnya adalah bahwa uang itu berfungsi sebagai alat tukar, baik sepanjang waktu maupun sewaktu-waktu.
4.      Uang sebagai alat penimbun kekayaan
   Setelah uang digunakan sebagai satuan nilai dan diterima secara umum sebagai alat pembayaran, dengan cepat uang itu digunakan secara luas sebagai alat penimbun kekayaan.Semua orang dan preusan bisnis bebas memilih dalam bentuk apa, mereka akan menimbun kekayaan mereka, menetukan berapa yang akan mereka pegang dalam bentuk uang dalam berbagai bentuk non moneter dan merubahnya dari waktu ke waktu untuk mencapaiproporsi yang menurut mereka paling menguntungkan berdasarkan penghasilan, keamanan dan likuiditas.
5.       Uang sebagai unit perhitungan
   Untuk menentukan harga sejenis barang diperlukan satuan hitung, juga dengan adanya satuan hitung, kita dapat mengadakan perbandingan harga satu barang dengan barang lain.
6.       Sebagai alat pembayaran yang sah
     Tidak semua orang dapat menciptakan uang terutama uang kartal, karena uang hanya dikeluarkan oleh lembaga tertentu, di Indonesia dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral.
7.       Alat penyimpan kekayaan dan pemindah kekayaan.
     Dengan uang, kekayaan berupa tanah, gedung, dapat dipindah pemilikannya dengan menggunakan uang.
8.      Alat pendorong kegiatan ekonomi.
   Apabila nilai uang stabil, orang senang menggunakan uang itu dalam kegiatan ekonomi, selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat, uang dalam peredaran harus ditambah sesuai dengan kebutuhan.
9.      Standar pencicilan utang.
   Uang dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran dikemudian hari, pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang.

b.    Mata uang Euro berlaku diantara negara anggota ekonomi Eropa , mengapa?
            Karena Euro adalah mata uang dari 330 juta orang yang tinggal di 17 negara kawasan Euro. Hal ini juga digunakan, baik secara formal sebagai legal tender atau untuk tujuan praktis, oleh negara-negara lain seperti tetangga dekat dan mantan koloni. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa Euro telah dengan cepat menjadi mata uang internasional yang paling penting kedua setelah dolar.
            selain itu Euro adalah mata uang kedua yang paling aktif diperdagangkan di pasar valuta asing, yakni sekitar 40% dari transaksi harian. Euro secara luas digunakan untuk faktur dan alat pembayaran dalam perdagangan internasional, tidak hanya antara daerah Euro dan negara-negara ketiga, tetapi juga, pada tingkat lebih rendah, antara negara-negara ketiga.
Dan bagimana pula mata uang Dollar Amerika berlaku secara Internasioanl?
            Dimulai dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai mata uang. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman yang diberikan oleh Amerika. Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas. Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yanbersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional.
Apa bedanya dasar berlakunya mata uang Euro dikawasan negara anggota Ekonomi dengan mata uang Dollar Amerika yang berlaku secara global.!
            Kekuatan Dollar telah mempengaruhi terjadinya ketidakstabilan terhadap sistem moneter internasional. Dengan besarnya ketergantungan masyarakat internasional dan Eropa terhadap mata uang Amerika Serikat itu, maka kebijakan pemerintah Amerika Serikat di tahun 1976 dalam menetapkan sistem kurs mengambang telah memberikan resiko fluktuasi kepada nilai tukar dari dolar.
            selain itu Tak dapat disangkal saat ini dollar AS menjadi mata uang yang paling banyak dipakai di penjuru bumi. Dollar tidak hanya dipakai dalam perdagangan internasional, tapi juga menjadi mata uang yang paling banyak disimpan secara resmi sebagai cadangan devisa oleh banyak negara. Kenapa kebanyakan Negara berlomba-lomba menyimpan dollar, bukan euro, poundsterling, yen. Boleh jadi alasan tersebut karena dollar menjadi satu-satunya alat pembayaran untuk komoditi minyak (minyak merupakan sumber energi bagi negara manapun).
            Alasan rasional lain karena peran Amerika sebagai mesin ekonomi dunia. Ketika kemudian dalam perdagangan dunia, impor AS melebihi ekspornya (diperkirakan 75% total impor dunia diserap oleh Amerika sendiri), tak pelak dollar membanjiri pasar dunia. Para eksportir dari belahan dunia menerima pembayaran impor dari mitra dagangnya dalam bentukdollar. Kemudian mereka menukarkan sebagian dollar tersebut ke dalam mata unag domestik ke bank sentral.